Ikhlas. Kata yang mudah terucap, terasa indah dan fasih tatkala didengar. Tapi, bukan perkara yang mudah untuk bisa memahami dan memiliki sifat ini. Ikhlas bisa bermakna banyak hal, pasrah/lapang dada/rela hati/tabah. Tentu saja sifat ini harus dipunyai oleh semua orang karena hadirnya sifat ini dalam diri akan menambah keyakinan dalam diri akan kuasa Allah yang nyata. Musibah, ujian, dan cobaan akan senantiasa datang sebagai penguji tingkat keyakinan diri pada Sang Pemberi Cobaan. Maka, ikhlas adalah kuncinya. Kita hadir ke dunia tanpa membawa apapun bahkan sehelai pakaian pun. Jika semua yang kita anggap memilikinya (harta ataupun orang-orang yang kita sayangi) hilang dan pergi, maka seyogyanya kita merelakannya tanpa harus merintih, kesal, marah, dsb. Toh, saat tiba waktunya kelak, tidak ada yang kita bawa selain amal yang kita perbuat selama hayat masih menghirup nafas.
Berusahalah selalu untuk ikhlas, yakinlah Allah lebih tahu apa yang tidak kita ketahui.
Wednesday, October 5, 2011
Tuesday, October 4, 2011
Hidup Kehidupan
Berbicara tentang hidup dan kehidupan tentu sangat kompleks. Akan menjadi sederhana jika dibekali tawakal dan syukur. Banyak orang yang berpikir dan merasa bahwa hidupnya yang paling sengsara, nista, menderita dibandingkan orang lain, Allah tidak sayang padanya, dsb. Padahal, apabila kita mau berhenti sejenak bergumam kesal dan berpikir bijak, kita tidak hidup sendiri. Hidup ini bukan hanya milik kita seorang diri, tapi milik seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Allah Yang Maha Besar tetap akan selalu melihat dan mendengar para setiap makhluknya dimanapun dan kapanpun makhluknya berada.
Orang pengangguran yang susah mendapat pekerjaan merasa kesal karena tidak ada satupun pekerjaan yang didapatkannya, orang yang bekerja merasa lelah dengan beban pekerjaannya hingga ingin berhenti bekerja.
Orang kaya diuji dengan cobaan harta kekayaannya, orang miskin diuji dengan kesabarannya.
Orang pandai diuji dengan kecerdasannya agar bisa mengamalkan ilmunya, orang yang kurang pandai diuji kesabaran dan semangatnya untuk mencari dan mempelajari ilmu dari orang pandai.
Baru-baru ini, kabar dari beberapa kawan yang berkeluarga yang sudah lama menginginkan buah hati, belum juga dikabulkan. Padahal, banyak para remaja/pemuda-pemudi yang berzina dan hamil, mau menggugurkan kandungannya.
Sahabat, jika kehidupan ini bukan ladang ujian, lantas apa? Jika kita kesal dan kecewa terhadap ujian yang Allah berikan, lantas bagaimana bisa dewasa dan derajat kita bisa tinggi di mata-Nya? Sungguh Allah Maha Adil, sangat mengetahui batas kemampuan tiap makhluk-Nya. Jika ujian yang datang semakin berat, yakinlah bahwa saat itu Allah sangat menyayangi kita dan memberikan kesempatan untuk semakin meninggikan derajat keimanan pada-Nya. Coz Allah is always by our sides.
Sunday, October 2, 2011
Syahrini vs Ayu Ting Ting
“Pemirsa, saat ini publik sedang demam Syahrini dan Ayu Ting-Ting”, ucap presenter infotainment dengan nada khasnya yang menekan intonasi pada setiap penggalan katanya. Memang benar, dimana-mana banyak orang yang menirukan kata-kata dan gaya bicara Syahrini dengan kata andalannya “Sesuatu banget ya” serta tak kalah heboh lagu Ayu Ting-Ting berjudul Alamat Palsu tak henti-hentinya terdengar di radio, tv, orang tua hingga anak-anak kecil yang mendendangkan lagu tersebut hingga telinga ini susah mencari perlindungan. Namun, mengapa tidak banyak yang bisa menghafal atau menirukan bacaan alqur’an, adzan, yang bisa terdengar lebih indah dari lagu tersebut. Pun, begitupun dengan ku. Apa memang pantas jika kita menjadi perindu surga, namun lebih menyukai mendengar lagu dangdut, pop, dsb daripada membaca atau sekedar mendengar lantunan alqur’an. Astaghfirullah.. Ampuni kami, Yaa Allah.. Kami memang tak pantas di surga, tetapi kami takut dan tak ingin masuk ke dalam neraka jahanam-Mu..
Saturday, October 1, 2011
KABAR GEMBIRA!!
Kawan, sedikit ku ingin berbagi tentang suatu hal. Suatu perasaan bahagia namun kecewa, suka cita tapi bingung, takut bercampur keinginan sangat untuk menjalani. Peristiwa besar telah terjadi pada seorang sahabat. Hal yang biasa, tapi momentum ini sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh banyak orang. Pernikahan.
Berita yang kudengar siang hari tadi, membuatku tak mengira kebenarannya. Berita bahagia itu kudengar dari sahabatku yang lain, tak lagi jadi istimewa, tapi kutetap bahagia atasnya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, tambatan hatinya telah “ditemukan”. Terompet perayaan siap dibunyikan, petasan dan meriam bambu menunggu diledakkan, gaun pasangan pengantin tak sabar dikenakan oleh sepasang manusia yang akan menyempurnakan separuh din-nya. Sorak sorai, ucap selamat dan doa pun membahana. Sungguh momen indah yang memang sangat patut ditunggu.
Saat ku menilik di depan kaca jendela yang suram, ada bayangan seorang pemuda seperti tertunduk lesu karena melihat gerangan diri. Sudah waktunya pula baginya tak lagi sendiri. Bukan karena malu ataupun ikut-ikutan teman, bukan pula mendapat paksaan, sindiran, dan gunjingan orang lain. Tapi ini karena perintah agama. Menyegerakan perbuatan baik, maka segerakanlah.
Ku tak sabar menanti hal serupa terjadi pada diri ini. Kupegang erat-erat kemantapan hati atas hasil istikharahku selama beberapa hari ini. Semoga memang benar dia yang salama ini kucari dan kunanti. Dengan bekal nama, foto, dan keyakinan hati ini, insya allah kusiap melangkah ke tahap kehidupan selanjutnya. Ada keraguan, kebingungan, dan ketakutan dalam hati. Mungkin ini buah karya para penggoda hati yang tak ingin menjadikan diri taat pada perintah Illahi. Kuserahkan semuanya pada-Mu, Yaa Rabbii..
Saturday, September 17, 2011
Artikel tentang? Hmmm...
Saya pernah ditanya tentang bagaimana cara mengidentifikasi akhawat yang “asli” di zaman sekarang? Karena kini banyak akhawat berjilbab panjang namun kok masih titik-titik. Padahal ikhwah aktivis da’wah yang haraki inginkan pendamping yang haraki pula.
Nah, disinilah manfaat ta’aruf, agar kita tidak terjebak pada ghurur. Ta’aruf bukan sekedar formalitas saja namun benar-benar dilaksanakan untuk saling mengenal, mencari informasi akhlak, kondisi keluarga, saling menimbang, dsb. Permasalahan sesungguhnya bukanlah pada akhawat “yang asli” atau “tidak asli” namun terkait kepada pemahaman kita bahwa hanya Allah sajalah yang mengetahui kadar keimanan seseorang, terlepas dari penampilannya. Walau pemakaian jilbab adalah juga cermin keimanan.
Pemahaman
“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk yang keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….”(QS. An Nuur [24]: 26)
Ayat di atas adalah janji Allah kepada hamba-hamba-Nya. Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt telah menetapkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, demikian pula sebaliknya. Jadi kita tak perlu khawatir akan mendapatkan pendamping yang tak sekufu agamanya karena sesungguhnya semuanya bermula dari diri kita sendiri. Sudahkah kita beragama dengan baik? Bagaimana kadar keimanan kita?
Identifikasi
1. Akhlak
Akhawat berjilbab panjang dan lebar belum tentu lebih baik dari yang berjilbab biasa-biasa saja. (maksudnya, “biasa-biasa “ tapi tetap mencukupi kriteria syar’i jilbab). Menilai baik tidaknya agama seseorang tidak bisa dilihat dari panjangnya jilbab, tidak bisa dilihat dari banyaknya shalat, rajinnya puasa, gelar hajjah, dan sebagainya. Karena banyak orang yang rajin shalat tapi suka ghibah, berpuasa tapi durhaka pada orang tua, bergelar hajjah tapi tidak amanah.
Agama bukan pula diidentifikasikan dari luasnya pengetahuan agama (tsaqofah). Karena banyak missionaris yang pengetahuan agamanya lebih luas dibandingkan umat Islam sendiri. Agama bukan pula dilihat dari banyaknya hafalan Al Qur’an karena Snouck Hongruje pun, khatam hafalan Qur’an.
Ukuran agama adalah akhlak. Iman itu adanya di dalam hati. Dan tentu saja tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah namun iman yang benar-benar menyala di dalam hati, cahayanya pasti akan memancar keluar, yaitu dalam bentuk akhlak. Pancaran cahaya keimanan inilah yang harus kita cari. Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba yang berakhlak baik akan mencapai derajat dan kedudukan yg tinggi di akhirat, walaupun ibadahnya sedikit“.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda mengenai wanita ahli ibadah yang masuk neraka karena menyiksa seekor kucing hingga mati. Dan di hadits lainnya, ada wanita pelacur yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing yg kehausan. Ini menandakan bahwa tak ada yang mengetahui kebaikan hakiki seseorang karena taqwa itu adanya di sini (di hati). Umat Nabi Muhammad itu seperti air hujan yang tak dapat diketahui mana yang lebih baik, awalnya atau akhirnya.
Ingatlah kisah Nabi Daud ketika sedang bersama murid-muridnya dalam sebuah halaqah dan kemudian datang seorang laki-laki yang baik pakaiannya, terlihat sangat sholeh hingga membuat murid-murid Nabi Daud bersimpati dan kagum. Namun ternyata ia adalah seorang munafiq dan Nabi Daud mengetahui hal itu dari akhlaknya saat orang tersebut memasuki masjid dengan kaki kiri, tangisannya di depan umum, dan ucapan salamnya kepada halaqah yang sudah dimulai.
Niat Mempengaruhi Keberkahan
Wanita dinikahi karena empat perkara : Kecantikan, nasab, harta, agama. Namun pilihlah karena agamanya agar berkah kedua tanganmu. Tidaklah salah bila para ikhwan menentukan standar atau kriteria calonnya. Namun hendaknya kriteria tersebut proporsional, tidak muluk dan jangan mempersulit diri sendiri. Mengharapkan sosok yang sempurna dan super ideal sangatlah jarang bahkan mungkin tidak ada. Dan bila sampai kesempurnaan yg dicari tidak ditemukan pada sosok sang kekasih, maka akan menimbulkan kekecewaan. Sesungguhnya ketidaksempurnaan adalah wujud kesempurnaan. Syukurilah karunia-Nya, jangan terlalu banyak menuntut. Jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain. Bukankah pernikahan itu seperti pakaian yang saling melindungi dan menutupi kekurangan. Saling menerima kelebihan dan kekurangan. “Sesungguhnya amal dinilai berdasarkan niatnya.“
Asy Syahid Imad Aqil, mujahid Palestina pernah berkata : “ Riya lebih aku takuti dari tentara-tentara Israel.“ Dan pepatah mengatakan “ Tentara terdepanmu adalah keikhlasan. “
Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang menikahi seorang wanita karena ingin menutupi farjinya dan mempererat silaturahmi maka Allah akan memberikan barakah-Nya kepada keduanya (suami isteri )“
Istikharah
Jangan lupa istikharah untuk mendapatkan kemantapan. Seperti sebuah bait puisi, “Bariskan harapan pada istikharah sepenuh hati ikhlas. Relakan Allah pilihkan untukmu. Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya. Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih. Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi. Kekasih tempat orang-orang beriman memberi semua cinta dan menerima cinta.” [ANW]
2. Hati yg Lembut.
Salah satu ciri jundullah adalah, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yg murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang mu’min, bersikap keras terhadap orang-orang kafir…”
Kepada saudaranya yang mu’min ia akan berkasih sayang, saling menasehati dan tidak akan merendahkan saudaranya seiman. Hati yang lembut dapat terlihat dari keridhoannya menerima kebenaran (Al Haq). Ia akan mudah untuk menerima nasehat dan segera memperbaiki kesalahannya. Hati yang keras tidak akan rela untuk menerima nasehat dan terus berkubang dalam kesalahan. Hati yang lembut dapat mencegah mulut dan tangannya dari menzalimi orang lain.
Syarat Seorang Informan
Untuk mengetahui akhlak akhawat/ikhwan, tentu kita harus menanyakannya kepada orang lain. Ini dikarenakan kita tidak mengenal baik akhawat/ikhwan tersebut. Lalu kepada siapakah kita bertanya? Tanyakanlah kepada orang-orang terdekatnya. Namun orang yang terdekat ini bukanlah sembarang orang. Di bawah ini adalah tips dari Umar bin Khattab untuk mengetahui apakah orang tersebut benar-benar mengenal akhwat/ikhwan yang dimaksud. Yaitu :
1. Ia sudah melakukan mabit atau safar dengan akhwat tersebut sehingga mengetahui persis akhlaknya.
2. Ia sudah melakukan hubungan finance (muamalah) dengan akhwat tersebut sehingga dapat terlihat apakah ia amanah.
3. Ia sudah menyaksikan akhwat tersebut menahan amarah karena ketika orang marah akhlak aslinya akan terlihat, baik ataukah buruk.
Nah, disinilah manfaat ta’aruf, agar kita tidak terjebak pada ghurur. Ta’aruf bukan sekedar formalitas saja namun benar-benar dilaksanakan untuk saling mengenal, mencari informasi akhlak, kondisi keluarga, saling menimbang, dsb. Permasalahan sesungguhnya bukanlah pada akhawat “yang asli” atau “tidak asli” namun terkait kepada pemahaman kita bahwa hanya Allah sajalah yang mengetahui kadar keimanan seseorang, terlepas dari penampilannya. Walau pemakaian jilbab adalah juga cermin keimanan.
Pemahaman
“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk yang keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….”(QS. An Nuur [24]: 26)
Ayat di atas adalah janji Allah kepada hamba-hamba-Nya. Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt telah menetapkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, demikian pula sebaliknya. Jadi kita tak perlu khawatir akan mendapatkan pendamping yang tak sekufu agamanya karena sesungguhnya semuanya bermula dari diri kita sendiri. Sudahkah kita beragama dengan baik? Bagaimana kadar keimanan kita?
Identifikasi
1. Akhlak
Akhawat berjilbab panjang dan lebar belum tentu lebih baik dari yang berjilbab biasa-biasa saja. (maksudnya, “biasa-biasa “ tapi tetap mencukupi kriteria syar’i jilbab). Menilai baik tidaknya agama seseorang tidak bisa dilihat dari panjangnya jilbab, tidak bisa dilihat dari banyaknya shalat, rajinnya puasa, gelar hajjah, dan sebagainya. Karena banyak orang yang rajin shalat tapi suka ghibah, berpuasa tapi durhaka pada orang tua, bergelar hajjah tapi tidak amanah.
Agama bukan pula diidentifikasikan dari luasnya pengetahuan agama (tsaqofah). Karena banyak missionaris yang pengetahuan agamanya lebih luas dibandingkan umat Islam sendiri. Agama bukan pula dilihat dari banyaknya hafalan Al Qur’an karena Snouck Hongruje pun, khatam hafalan Qur’an.
Ukuran agama adalah akhlak. Iman itu adanya di dalam hati. Dan tentu saja tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah namun iman yang benar-benar menyala di dalam hati, cahayanya pasti akan memancar keluar, yaitu dalam bentuk akhlak. Pancaran cahaya keimanan inilah yang harus kita cari. Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba yang berakhlak baik akan mencapai derajat dan kedudukan yg tinggi di akhirat, walaupun ibadahnya sedikit“.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda mengenai wanita ahli ibadah yang masuk neraka karena menyiksa seekor kucing hingga mati. Dan di hadits lainnya, ada wanita pelacur yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing yg kehausan. Ini menandakan bahwa tak ada yang mengetahui kebaikan hakiki seseorang karena taqwa itu adanya di sini (di hati). Umat Nabi Muhammad itu seperti air hujan yang tak dapat diketahui mana yang lebih baik, awalnya atau akhirnya.
Ingatlah kisah Nabi Daud ketika sedang bersama murid-muridnya dalam sebuah halaqah dan kemudian datang seorang laki-laki yang baik pakaiannya, terlihat sangat sholeh hingga membuat murid-murid Nabi Daud bersimpati dan kagum. Namun ternyata ia adalah seorang munafiq dan Nabi Daud mengetahui hal itu dari akhlaknya saat orang tersebut memasuki masjid dengan kaki kiri, tangisannya di depan umum, dan ucapan salamnya kepada halaqah yang sudah dimulai.
Niat Mempengaruhi Keberkahan
Wanita dinikahi karena empat perkara : Kecantikan, nasab, harta, agama. Namun pilihlah karena agamanya agar berkah kedua tanganmu. Tidaklah salah bila para ikhwan menentukan standar atau kriteria calonnya. Namun hendaknya kriteria tersebut proporsional, tidak muluk dan jangan mempersulit diri sendiri. Mengharapkan sosok yang sempurna dan super ideal sangatlah jarang bahkan mungkin tidak ada. Dan bila sampai kesempurnaan yg dicari tidak ditemukan pada sosok sang kekasih, maka akan menimbulkan kekecewaan. Sesungguhnya ketidaksempurnaan adalah wujud kesempurnaan. Syukurilah karunia-Nya, jangan terlalu banyak menuntut. Jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain. Bukankah pernikahan itu seperti pakaian yang saling melindungi dan menutupi kekurangan. Saling menerima kelebihan dan kekurangan. “Sesungguhnya amal dinilai berdasarkan niatnya.“
Asy Syahid Imad Aqil, mujahid Palestina pernah berkata : “ Riya lebih aku takuti dari tentara-tentara Israel.“ Dan pepatah mengatakan “ Tentara terdepanmu adalah keikhlasan. “
Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang menikahi seorang wanita karena ingin menutupi farjinya dan mempererat silaturahmi maka Allah akan memberikan barakah-Nya kepada keduanya (suami isteri )“
Istikharah
Jangan lupa istikharah untuk mendapatkan kemantapan. Seperti sebuah bait puisi, “Bariskan harapan pada istikharah sepenuh hati ikhlas. Relakan Allah pilihkan untukmu. Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya. Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih. Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi. Kekasih tempat orang-orang beriman memberi semua cinta dan menerima cinta.” [ANW]
2. Hati yg Lembut.
Salah satu ciri jundullah adalah, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yg murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang mu’min, bersikap keras terhadap orang-orang kafir…”
Kepada saudaranya yang mu’min ia akan berkasih sayang, saling menasehati dan tidak akan merendahkan saudaranya seiman. Hati yang lembut dapat terlihat dari keridhoannya menerima kebenaran (Al Haq). Ia akan mudah untuk menerima nasehat dan segera memperbaiki kesalahannya. Hati yang keras tidak akan rela untuk menerima nasehat dan terus berkubang dalam kesalahan. Hati yang lembut dapat mencegah mulut dan tangannya dari menzalimi orang lain.
Syarat Seorang Informan
Untuk mengetahui akhlak akhawat/ikhwan, tentu kita harus menanyakannya kepada orang lain. Ini dikarenakan kita tidak mengenal baik akhawat/ikhwan tersebut. Lalu kepada siapakah kita bertanya? Tanyakanlah kepada orang-orang terdekatnya. Namun orang yang terdekat ini bukanlah sembarang orang. Di bawah ini adalah tips dari Umar bin Khattab untuk mengetahui apakah orang tersebut benar-benar mengenal akhwat/ikhwan yang dimaksud. Yaitu :
1. Ia sudah melakukan mabit atau safar dengan akhwat tersebut sehingga mengetahui persis akhlaknya.
2. Ia sudah melakukan hubungan finance (muamalah) dengan akhwat tersebut sehingga dapat terlihat apakah ia amanah.
3. Ia sudah menyaksikan akhwat tersebut menahan amarah karena ketika orang marah akhlak aslinya akan terlihat, baik ataukah buruk.
Wednesday, September 14, 2011
TAK ADA
Tak ada...
Sungguh tak ada...
Tak ada yang menjadikan bangga terhadap diriku yang aku sendiripun tak tahu siapa aku
Lihat saja...
Apa yang bisa dilihat dari seorang yang tak bisa melihat
Ku punya mata, tapi mataku tak bisa melihat
Dengar saja...
Apa yang bisa didengar dari seorang tak ada bisa mendengar
Ku punya telinga, tapi telingaku tak bisa mendengar
Kedua mata dan telingaku tak bisa berfungsi saat panggilan Allah datang lantang
Tertutup, keduanya tertutup
Usiaku sudah lebih 20 tahun
Belum ada yang membuat diri ini bangga bermegah ataupun prestasi yang menjulang tinggi
Belum ada ataukah memang tak ada. Banyak ilmu yang telah aku gali, banyak tempat yang telah aku jajahi, banyak orang yang telah aku kenal dan pahami, tapi semuanya tak ada. Tak ada yang bisa membekas dalam pikir dan hati. Semuanya mudah berlalu melaju tak menghiraukan panggilan keinginan diri yang membutuhkannya menjadi referensi. Tak ada, yang menjadikan gumawah untuk diri.
Ilmu. Tak ada ya Allah, sungguh tak ada. Banyak buku yang telah kubaca, tak ada yang bisa kuingat apa yang telah kubaca. Setiap hari kepala ini mengunyahnya, tapi tak lama diludahkannya kembali seakan semuanya tak ada guna. Bermerah-merah mata ini, berbusa-busa mulut ini, berdenging-denging telinga ini, tapi semuanya tak dianggapnya. Banyak sudah pengajar mengajar yang aku ikuti, semuanya tak ada. Apa yang diucapkan dan dilontarkannya bak meriam yang memecah kebatuan otak-otak para pencari ilmu-Mu, tak berarti bagiku. Berbagai tempat telah kutapaki yang mungkin menjadikan diri lebih mudah memahami, tak juga membantuku.
Sungguh ya Allah, semuanya tak ada yang bisa kuingat. Sesaat kuingat, namun semuanya mudah berlalu begitu saja mengabaikan harapan diri yang ingin membuatnya seolah bagian tubuh hilang yang ingin kusambung dan kurangkai dalam rangka yang keropos ini.
Bermacam ujian tulis dan lisan telah kulalui, semuanya tak ada ya Allah. Sungguh tak ada. Tak ada yang membekas dalam diri sedikitpun. Hanya selembar kertas nilai yang kudapat yang hanya bisa kubanggakan sesaat, tak lama. Mengapa bisa seperti ini ya Allah. Padahal kuingin membanggakan mereka yang telah berkorban banyak untuk diri ini dan kuingin membanggakan-Mu ya Allah. Kuingin membuktikan pada-Mu bahwa Engkau tak sia-sia telah menciptakan diri ini bisa merasakan berbagai keindahan di bumi. Kuingin menjadi khalifah di bumi ini sesuai perintah-Mu ya Allah.
Namun, bagaimana ini bisa terjadi? Hal yang bisa dilakukan kebanyakan orang, tak bisa kulakukan.
Sangat hinakah diri ini ya Allah? sehingga mungkin Engkau tak merahmati dan meridhai segala apa yang telah kulakukan dan kudapatkan. Apakah semuanya ini akan menjadi kesia-siaan dan tak akan menjadi syafaat di akherat nanti ya Allah.
Berbagai cara telah aku lakukan ya Allah. Apakah memang diri ini tak Engkau takdirkan untuk bisa mengamalkan apa telah kudapat ya Allah. Bahkan sekarang ini, jangankan bisa kuamalkan, kusendiri pun tak bisa menyimak saat ilmu itu datang gementang tak habis-habisnya. Tapi, seakan semua inderaku menutup dengan sendirinya. Mataku, yang begitu aku harapkan dan andalkan, kini tak lagi bisa. Mata ini begitu lelah, kantuk selalu medera setiap kucoba simak berbagi ilmu yang ada. Apa dekat saatnya untuk diri ini tidur selamanya dari dunia, ya Allah?
Jika memang benar, apa yang harus kupersiapkan ya Allah? Kusendiri tak tahu ilmu-Mu. Ibadah yang Kau perintahkan telah banyak kulakukan, namun ku tak tahu semuanya ya Allah. Ku tak tahu makna tiap bacaan shalat yang telah kuhafal matang semenjak diri ini paham ini adalah perintah-Mu. Namun sungguh ya Allah, tak kupahami semuanya. Puasaku. Tak membekas sebagai akhlak dalam diri. Semuanya seakan menjadi kesia-siaan, tak ada guna untuk diri.
Tak ada ya Allah. tak ada hal yang lain yang begitu ku inginkan selain Ridha-Mu ya Allah. Kuingin, kurindu, kuberharap kelak bisa bertemu dengan-Mu ya Allah, dengan para rasul-Mu.
Insya Allah <-- Suka banget liriknya
Every time you feel like you cannot go on
You feel so lost and that you’re so alone
All you see is night
And darkness all around
You feel so helpless you can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Coz Allah is always by your side
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Every time you commit one more mistake
You feel you can’t repent
And that it’s way too late
You’re so confuse
Wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
Don’t despair and never loose hope
Coz Allah is always by your side
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
Oohh Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray
You’re the only one who can show me the way
Show me the way
Show me the way
Show me the way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
We’ll find our way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
We’ll find our way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
You feel so lost and that you’re so alone
All you see is night
And darkness all around
You feel so helpless you can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Coz Allah is always by your side
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Every time you commit one more mistake
You feel you can’t repent
And that it’s way too late
You’re so confuse
Wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
Don’t despair and never loose hope
Coz Allah is always by your side
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
Oohh Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray
You’re the only one who can show me the way
Show me the way
Show me the way
Show me the way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
We’ll find our way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
We’ll find our way
Insha’Allah Insha’Allah Insha’Allah
You’ll find your way
Tuesday, September 13, 2011
Siapa Aku?
Hari ini, pikir dan rasaku kembali beradu. Ingatku akan bayang-bayang semu yang menghantui dan mengaburkan mimpi-mimpiku dengan penyesalan masa lalu.
Ya Allah,
Ingin kuteteskan air mataku, tapi ku tak mau...
Ku malu pada-Mu, malu akan ketidakberdayaanku...
Ku tak tahu jalan mana harus kutempuh...
Thursday, September 8, 2011
Wanita Shaleha...
Wahai wanita shalehah di seberang sana, jilbab yg menutup rapat auratmu, meyejukkan parasmu yg enggan kau tampakkan dgn acuh. Terkadang, kau sunggingkan tawa kecil di kedua pipimu seakan tersipu. Sayangnya tatapan mata ini tak boleh terlalu lama mengarahmu, karena ku takut hanya ada nafsu yg berselimut debu palsu.
Saat kutahu nama&asalmu, aku hny terdiam membatu kaku karena tak kuasa menahan hati menderu yg ingin bertanya bnyk gerangan dirimu. Apakah ini yg para pemuda pemudi katakan "CINTA". Tp kuragu ini hny nafsu belaka. Biar kutanya pada Sang Maha Tahu. Perlahan, desiran rindu mulai menyelimuti tubuh, akupun tak tahu bagaimana harus berlaku. Biarlah kuterus lalui waktu hingga membawa ke tempat tertuju.. Pada hati satu yang telah lama menunggu..
Saat kutahu nama&asalmu, aku hny terdiam membatu kaku karena tak kuasa menahan hati menderu yg ingin bertanya bnyk gerangan dirimu. Apakah ini yg para pemuda pemudi katakan "CINTA". Tp kuragu ini hny nafsu belaka. Biar kutanya pada Sang Maha Tahu. Perlahan, desiran rindu mulai menyelimuti tubuh, akupun tak tahu bagaimana harus berlaku. Biarlah kuterus lalui waktu hingga membawa ke tempat tertuju.. Pada hati satu yang telah lama menunggu..
Nama...
Jika orang tanyakan makna nama? Akan kujawab dengan satu kata, SEGALANYA.. Bagaimana tidak, detik ini aku hanya ingat satu nama. Hanya nama. Nama insan manusia yang datangnya tak pernah aku duga. Siapa dia? Dialah yg menggangu seluruh panca indera & mengusik hati yg lama tertidur pulas menanti disadarkan dengan rasa. Nama yg kutahu tnp mengenal rupa asli pemiliknya. Tak pernah berjumpa apalagi bertegur sapa. Wahai sang pemilik nama, sudilah kiranya saat nanti, bukan hanya nama yg kupunya, tapi juga hati pemilik raga..
Tak ada wanita yang istimewa
Dari dulu hingga saat ini selain jabatan & harta, para pemuda lajang, duda, hingga org tua tak pernah berhenti membicarakan wanita. Wanita seperti daun yang bertebaran dimana-mana. Bagiku, slain ibu dan kakak-adikku, tak ada wanita lain yg istimewa. Semuanya tampak biasa saja. Hingga kutemukan satu nama yang seperti berbeda. Siapakah dia?
Polonia Medan
Hari ini Bandara Polonia Medan, begitu padat nan ramai. Kulihat jam, baru pukul 6 pagi. Aku slh satu org dari mereka. Kebanyakan org kesiangan/telat datang, aku malah datang lebih pagi. Bukan terlalu rajin&takut macet di jalan, tapi karena SALAH JADWAL. Jam 10 ternyata jadwalku. Apa boleh buat, kaki sdh terlanjur berpijak, meski mata masih sayup sayu, kutunggu waktu ini terus berlalu. Lalu lalang para calon penumpang & pengantarnya dengan banyaknya bawaan sbg ungkapan buah tangan. Aku asyik duduk dgn terkantuk2 tak mempedulikan teriakan, tawa, ataupun omelan kekesalan antar penumpang. Akan tetapi, perhatianku terusik saat ada satu keluarga yg saling berpeluk erat, cium pipi, & tentu saja buliran air yg tak bisa tertahan oleh kantung mata mereka. Kusadar bahwa perjalanan ini bkn hny bagi para pekerja (sepertiku) atau pebisnis atau jg hny jalan2, tp jg tmpt ini menjadi tmpt perpisahan bagi istri suami, org tua & anak, serta antar kawan kerabat. Meski bkn perpisahan yg lama, tp meninggalkn org yg dikasih&disayang merupakan satu hal yg tak menyenangkan. Aku pun mengalaminya. Kuingat memori seperti ini beberapa thn yg lalu. Ah, jika kuteruskan, air mata ini akan mengalir deras. Karena mereka, hari ini kurindu semuanya, keluarga & karib kerabat.
Jemari Berkata..
Akhirnya kubiarkan jemari ini bersuara sesukanya. Sudah lama tertahan hingga setiap peluang yang ada, jemari ini tak mau diam. Selama ini hanya telinga yg sering kumanfaatkan karena ku tahu mulut ini tak pandai bercerita. Maka, kucoba membebaskan jemari ini berkreasi&menunjukkan perannya agar bermanfaat bagi mata para pecinta kata bertabur hikmah&makna.
Friday, August 19, 2011
Aku masih sendiri
Pagi ini matahari malu menampakkan diri, digantikan awan
kelabu dengan membawa butiran air dari langit hingga jatuh di atas permukaan
bumi. Dengan keengganan, kucoba angkat beban tubuh yg rasanya kaku seperti
tertimpa gunung semeru.haha. Dengan perlahan mata kuperjap2kn, kedua kaki
kucoba ayunkan, hingga kuberdiri disini, masih di tempat yg sama seperti 15
hari yang lalu, di atas sebuah rig pemboran yg telah meraung selama lebih
sebulan, tapi hingga kini belum juga ke tujuan.
Putaran kelly&rotary table ini seperti kehidupanku.
Hanya berputar-berputar, tak lelah, tak letih,, meski sekali-kali berdenyit. Dan
aku di sini sendiri.
Subscribe to:
Posts (Atom)